Follow Me @gitagipus

Jumat, 21 Juni 2013

Menyingkap Tabir di Balik SKS (Sistem Kebut Semalam)

Anak sekolah atau anak kuliahan pasti udah familiar banget nih sama SKS, bukan Satuan Kredit Semester (anak kuliah pasti tau ini), melainkan Sistem Kebut Semalam. Sistem belajar ini biasanya dilakukan semalam sebelum ujian akan dilaksanakan. Tapi pernah enggak sih kalian merasa kalau materi yang kalian pelajari secara SKS itu suka telat nyantolnya??
Kira-kira kenapa ya?

SKS yang sudah dianggap lumrah, sebenarnya tidak baik untuk tubuh kita. Mengapa?
Selain dapat mengganggu kesehatan karena kita jadi kurang tidur dan kadang malah bisa bikin lupa makan, SKS itu melawan cara kerja alami otak kita tentunya.

Silahkan lihat grafik efek awalan dan akhiran (primacy & recency) Von Restorff di bawah ini :


Dari grafik di atas terlihat bahwa setelah selesai belajar (t), informasi yang diserap otak belum mencapai titik puncak pemahaman dan ingatan. Namun tidak lama kemudian, saat t' otak akan mencapai titik puncaknya. Harapan kita tentunya waktu t' inilah saat kita akan menempuh ujian. Rentang waktu t sampai t' ini biasanya adalah saat kita tidur malam yang cukup. Jika, tidur tidak cukup karena sitem kebut semalam itu, titik t' belum akan tercapai saat kita menempuh ujian. Dengan demikian, upaya keras untuk belajar tidak akan memperoleh hasil maksimal.

Nah, oleh karena itu alangkah baiknya kita tahu prinsip-prinsip proses belajar yang benar (selain jangan SKS), antara lain sebagai berikut :
Belajarlah yang mudah dahulu, baru yang lebih sulit
Belajar yang mudah akan membuat otak kanan aktif karena emosi positif akan timbul. Otak kanan yang aktif akan seimbang dengan otak kiri yang telah banyak dipakai sehari-hari. Akhirnya kedua belah otak cenderung seimbang yang akan mempermudah mencapai gelombang otak alpha yang merupakan kondisi paling ideal untuk belajar dan berkonsentrasi.

Tidurlah yang cukup dan berkualitas
Tidur yang cukup paling tidak selama 7-8 jam. Kebutuhan tidur ditentukan oleh usia dan aktivitas kegiatan. Semakin bertambah usia, kebutuhan waktu tidur akan semakin berkurang.
Istirahat yang cukup setelah capai belajar dapat mengoptimalkan proses pemahaman otak.

Bagilah waktu belajar menjadi beberapa sesi
Setiap 15-30 menit sekali ambil lah jeda/istirahat selama 5-10 menit. Istirahat saat belajar dapat dilakukan dengan memejamkan mata sebentar, atau menggerak-gerakkan badan. Bisa juga dengan melakukan kegiatan otak kanan, misalnya menggambar atau pun melamun (ati-ati kesambet. hahaha)
Dengan adanya jeda/istirahat dalam belajar, materi yang diserap akan lebih banyak dan pemahamannya pun jauh lebih baik.

Asosiasikan materi
Cara berpikir alami kita adalah radiant thinking (memancar dari suatu pemikiran ke pemikiran-pemikiran lain secara tidak terbatas). Jika kita memaksakan diri mengingat kalimat-kalimat persis seperti yang guru/dosen/buku berikan, kalimat-kalimat itu menjadi kurang bermakna, dan akan mengganggu proses pemahaman serta ingatan jangka panjang atas materi yang dipelajari tersebut. Oleh karena itu, biasakan Use Own Word yang sesuai dengan Radiant Thinking masing-masing, sepanjang arti dan pengertiannya sama.

Minum air yang cukup
Otak kita sebagian besar terdiri dari cairan. Saat kita kekurangan cairan tubuh (bahkan sebelum benar-benar merasa kehausan), otak yang pertama kali akan paling menderita.

Merubah sesuatu yang telah menjadi kebiasaan adalah hal yang sulit. Namun, sulit bukan berarti tidak bisa kan. Tergantung pada diri sendiri, ingin berubah menjadi lebih baik atau tidak :)

-- Semoga Bermanfaat --

Sumber :
Windura, Sutanto. 2008. Brain Management Series for Learning Strategy: Be An Absolute Genius!. Jakarta: PT Elex Media komputindo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar